KARYA ILMIAH
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN BIJI KACANG HIJAU
DISUSUN
OLEH :
Agnes Sekar
Mahardhika
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada saya untuk dapat
mengerjakan tugas mata kuliah BAHASA INDONESIA 2 yang berjudul PENGARUH INTENSITAS
CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BIJI KACANG HIJAU.
Karya Ilmiah ini dibuat untuk mengetahui dan
membedakan pertumbuhan dan perkembangan pada biji kacang hijau melalui hasil
penelitian yang telah dilakukan.
Melalui tugas ini di harapkan dapat memahami
tentang pertumbuhan dan berkembangan tanaman. Makalah yang saya buat
ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan saran
dan masukan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kami.
Jakarta, 24 April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan penelitian............................................................................................. 1
1.3 Tujuan penelitian................................................................................................ 1
1.4 Batasan masalah.................................................................................................. 2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kacang
Hijau………………………………............................................................ 3
2.2 Pertumbuhan dan
Perkembangan Pada Tumbuhan
……………………...……........... 3
2.2.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan
perkembangan tumbuhan.....................................................……….......... 5
perkembangan tumbuhan.....................................................……….......... 5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis
penelitian....................................................................................................9
3.2 Variabel
penelitian............................................................................................... 9
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................................. 10
3.4 Alat dan
bahan.................................................................................................. 10
3.5 Cara
kerja......................................................................................................... 10
3.6 Pengambilan Data.............................................................................................. 11
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan……………………………….………………………………............12
4.2 Pembahasan.…..………………………………...……………………………............. 13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
....................................................................................................... 15
5.2
Saran................................................................................................................ 15
Pertumbuhan primer
2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Dan Perkembangan Tumbuhan
a. Faktor luar
b. Faktor dalam
BAB IV
GRAFIK PERTUMBUHAN KECAMBAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Salah satu ciri dari mahluk hidup adalah mengalami pertumbuhan. Setiap
makhluk hidup akan mengalami proses pertumbuhan, begitu pula pada tumbuhan. Dalam
proses pertumbuhan pada tumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah intensitas cahaya
matahari. Banyak sekali teori yang menjelaskan tentang
pengaruh cahaya
matahari terhadap pertumbuhan tumbuhan. Namun, teori tersebut
belum sepenuhnya dapat dipelajari jika kita tidak mengamati dan membuktikan sendiri.
Untuk mengetahui dan membuktikan kebenaran
teori tersebut, saya melakukan
penelitian pada salah satu jenis tumbuhan yaitu tumbuhan kacang hijau. Tumbuhan kacang hijau adalah Tumbuhan
ini saya pilih mengingat proses
pertumbuhan pada kacang hijau tidak memerlukan waktu yang lama.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana
kecepatan pertumbuhan tumbuhan kacang hijau pada tempat yang berbeda intensitas
cahayanya?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk
membandingkan bagaimana pertumbuhan tumbuhan kacang hijau yang mendapatkan
cukup cahaya matahari dengan tumbuhan kacang hijau yang tidak mendapatkan
cahaya matahari.
1.4 Batasan Masalah
Penelitian
ini dilakukan 5 hari, dimulai dari tanggal 20 April sampai tanggal 24 April
2016.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kacang Hijau
Kacang
hijau (Vigna radiata)
adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat
dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati
tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting
sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang
tanah.
Bagian
paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang
hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau
dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang
hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia
Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau
bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan
keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran
sebagai tepung hunkue, digunakan
dalam pembuatan kue-kue dan cenderung
membentuk gel. Tepung ini juga
dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Pada
Tumbuhan
Pertumbuhan adalah
proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik), dan
terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel.
Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk.
Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan adalah
proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan sejajar dengan pertumbuhan.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang tidak dapat
diukur. Dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif, tidak
dapat dinyatakan dengan angka.
Pada
tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan
dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya
air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah
optimal, dimulailah perkecambahan.
Struktur
yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah radikula yang
merupakan calon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil.
Pada bagian ujung sebelah atas terdapat epikotil (calon
batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis perkecambahan yaitu
tipe epigeal, dan tipe hipogeal.
Terdapat dua macam pertumbuhan :
Pertumbuhan primer
Biji
yang sudah berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan primer karena pada
pucuk dan ujung akar terdapat jaringan yang bersifat meristematik (selalu
membelah). Pemanjangan ujung akar dan ujung batang tersebut disebut pertumbuhan primer.
pertumbuhan sekunder
Pada
tumbuhan dikotil terdapat jaringan kambium yang
merupakan meristem sekunder akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan
sekunder (membesar).
Kambium akan membelah ke arah luar membentuk kulit kayu (floem),
dan membelah ke arah dalam membentuk kayu (xilem). Pada
monokotil tidak terdapat kambium sehingga hanya mengalami pertumbuhan primer
saja. Pertumbuhan primer dan sekunder berlangsung terus menerus selama tumbuhan
tersebut hidup.
2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan pada
tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Faktor luar
Faktor
luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak
pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke
dalam faktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-garam mineral, iklim,
gravitasi bumi, dan lain-lain.
1. Nutrisi
Tumbuhan
memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur yang diperlukan dalam
jumlah banyak disebut unsur makro, sedangkan unsur yang diperlukan dalam jumlah
sedikit disebut unsur mikro.
2. Cahaya
Cahaya
mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis,
tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah
menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat
menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua
kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam
jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi
tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi.
Pada
tumbuhan terdapat pigmen yang disebut fitokrom, yang berfungsi mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan hormon
tumbuhan (misalnya giberelin), dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari.
Selain itu, fitokrom berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu
pengaruh lamanya pengaruh pencahayaan terhadap pertumbuhan dan pembentukan
bunga.
Berdasarkan panjang
dan intensitas penyinaran, tumbuhan dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
·
Tumbuhan berhari pendek (shortday plant) :
Berbunga dan berbuah bila periode penyinaran lebih pendek daripada periode
kritis. Contohnya: strawberry, dahlia, aster, dan krisatinum.
·
Tumbuhan berhari panjang (longday plant) :
berbunga dan berbuah bila periode penyinaran lebih panjang daripada periode
kritis. Contohnya: bayam selada, gandum, dan kentang.
·
Tumbuhan netral (dayneutral plant) :
Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode penyinaran. Contoh: mawar, anyer, dan
bunga matahari.
3. Suhu
Secara
umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu
terlalu tinggi, enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim
menjadi tidak aktif.
4. Kelembaban
atau kadar air
Sampai
pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin
cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang
diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih
cepat mencapai ukuran maksimalnya.
b. Faktor dalam
Selain
faktor genetik, yang
termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-hormon yang terlibat dalam pertumbuhan
tanaman. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya
dalam jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan
arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan.
Berikut ini adalah
macam-macam hormon pada tumbuhan beserta fungsinya:
·
Auksin :
Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang dihasilkan oleh
ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga pertumbuhan
cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi apikal
(apical dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi apikal akan hilang,
sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin dapat
terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping,
maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga
pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil yang tidak terkena
cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ke arah datangnya sinar.
·
Giberelin :
Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang), juga
pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah
untuk merangsang pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji
(partenokarpi).
·
Sitokinin :
Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan sel, dan
pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang merupakan hal
yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya
mempunyai peranan dalam memperpanjang usia jaringan.
·
Asam Absisat (= dormin) :
Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan biji-biji yang dorman, beberapa
jenis buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara fungsi asam absisat
adalah mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang
masa dormansi (menghambat perkecambahan biji).
·
Gas etilen :
Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai hormon yang
dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen meningkatkan
respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa
manis.
·
Kalin: Kalin adalah hormon
yang merangsang pembentukan organ tubuh. Berdasarkan organ yang dibentuknya,
kalin dibedakan atas:
o Kaulokalin
: merangsang pembentukan batang
o Rhyzokalin
: merangsang pembentukan akar. Sekarang telah diketahui bahwa rhyzokalin
identik dengan vitamin B1 (thiamin)
o Filokalin
: merangsang pembentukan daun
o Antokalin
: merangsang pembentukan bunga
·
Asam traumalin :
Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki kemampuan
untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau regenerasi.
Peristiwa ini terjadi dengan bantuan hormon luka atau kambium luka atau asam
traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk
jaringan kalus dan jaringan yang rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan
dari luka pada bagian tertentu dari tubuh tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penyusunan karya tulis ilmiah ini
menggunakan metode eksperimen, metode eksperimen adalah metode
yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta
adanya kontrol (Nazir,2003). Eksperimen ini dilakukan dengan percobaan menggunakan objek kacang
hijau pada media tanah dan
disimpan di dua tempat
yang berbeda, yaitu pada tempat terang dan gelap.
3.2
Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel bebas :
Pemberian Intensitas cahaya di tempat terang (terkena
sinar matahari), dan di tempat teduh (tidak terkena sinar matahari langsung).
3.2.2
Variabel terikat :
Morfologi kacang hijau dan pertumbuhan
kacang hijau.
3.2.3
Variabel terkendali:
a.
Tempat
penelitian pada gelas plastik
b.
Media
penelitian pada kapas yang
tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, dan dilakukan penyiraman secara
rutin
c.
Biji kacang
hijau yang sebelumnya telah direndam selama 3 jam
d.
Setiap
gelas terdapat 5 buah biji
kacang hijau
3.3
Waktu dan Tempat
Penelitian
3.3.1
Waktu
Rabu, 20
April – Minggu, 25 April 2016 (5 hari)
3.3.2
Tempat Penelitian
a.
Pada intensitas cahaya terang (terkena sinar
matahari langsung) di halaman
rumah
b.
Pada intensitas cahaya gelap (tidak terkena
sinar matahari langsung) di kamar
3.4
Alat dan Bahan
3.4.1 Alat
·
buah
gelas plasik, satu di tempat terang dan satu ditempat gelap
·
Penggaris, untuk mengukur panjang batang dari
hari ke hari
·
Alat tulis, untuk menuliskan pertumbuhan dan
perkembangan pada penelitian yang berbeda setiap harinya
·
Kamera , untuk mendokumentasikan hasil
penelitian pada kacang hijau
3.4.2 Bahan
·
10 buah kacang hijau, sebagai objek penelitian (5 biji tiap
gelas)
·
Kapas, sebagai
media penelitian
·
Air, sebagai bahan tambahan yang digunakan
untuk membasahi tanah
agar lembab lembab.
3.5 Cara
Kerja
1. Siapkan
alat dan bahan yang diperlukan
2. Rendam
kacang hijau ± 3 jam untuk mengetahui mana biji kacang yang layak
kita gunakan umtuk dijadikan objek eksperimen
3. Masukan kapas yang
telah diberi air (tidak boleh terlalu basah dan juga tidak boleh terlalu
kering)
4. Setelah
kacang direndam, masukan kacang ke dalam gelas yang telah berisi kapas (kacang hijau di letakkan di atas kapas)
5. Simpan
kacang dalam jarak yang tidak terlalu rapat dengan kacang lain agar
pertumbuhannya lancar (tidak saling berdesakan)
6. Simpan 1 gelas
pada tempat terang (halaman
rumah) dan 1 gelas
pada tempat gelap. Jika kapas
mengering, segera basahi kapas
tersebut agar lembab.
7. Amati lalu
catat dan dokumentasikan hasil pengamatan setiap harinya.
3.6 Pengambilan
Data
Data diambil dari hasil pengamatan dan pengukuran pada
perkembangan dan pertumbuhan kacang hijau selama 5 hari, saya juga mengambil
dokumen berupa foto dari eksperimen tersebut. Dari setiap tempat terdapat 1
gelas.
Data yang telah diperoleh tersebut diolah menjadi statistik
sederhana, yaitu dengan cara mencari rata-rata tinggi pertumbuhan kacang dari
hari ke hari pada tempat gelap maupun terang. Kemudian, proses pertumbuhan pada
tempat terang dan gelap dibandingkan dengan membuat grafik dari data tersebut.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
GRAFIK PERTUMBUHAN KECAMBAH
4.2 PEMBAHASAN
Penelitian di atas membandingkan
pertumbuhan kacang hijau yang diletakkan di dua tempat berbeda, yaitu tempat
terang dan gelap. Dari hasil penelitian di atas, kecambah kacang hijau yang
paling cepat tumbuh adalah kecambah kacang hijau yang berada di tempat gelap
karena adanya pengaruh dari hormon auksin. Salah satu fungsi yang paling
penting dari hormon auksin adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda
yang sedang berkembang. Hormon auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik
tumbuh) pucuk tumbuhan.Jika terkena cahaya matahari, auksin menjadi tidak
aktif. Kondisi fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya
matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari.
Akibatnya, tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya matahari.
Auksin yang diedarkan ke seluruh
bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan, pembelahan dan diferensiasi sel
tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apikal batang dapat menghambat
tumbuhnya tunas lateral. Bila tunas apikal batang dipotong maka tunas lateral
akan menumbuhkan daun-daun. Peristiwa ini disebut dominansi apikal.Inilah yang
menjadi penyebab kecambah yang berada di tempat gelap lebih cepat pertumbuhan
tingginya, dibandingkan dengan kecambah yang berada di tempat terang.
Namun ada kekurangan yang dialami
oleh tumbuhan yang berada di tempat gelap. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap
akan tumbuh lebih cepat, namun dengan kondisi tekstur batangnya sangat lemah
dan cenderung warnanya pucat kekuningan, kurus, dan daunnya tidak berkembang
(etiolasi). Keadaan ini terjadi akibat tidak adanya cahaya sehingga dapat
memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya,
tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat
dengan kondisi relatif pendek, tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya
segar kehijauan serta daun berkembang baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut. Tumbuhan dalam
hal percobaan kali ini adalah kacang hijau yang di daerah gelap tumbuh lebih
optimal dan cepat karena peristiwa etiolasi dan tidak terurainya hormon auksin,
sehingga akan terus memacu pertumbuhan batang kacang hijau. Meskipun tanaman
kacang hijau ini tumbuh lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang
kurang baik, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat
serta kekurangan klorofil sehingga daun terlihat pucat.
Tanaman kacang
hijau yang diletakkan di tempat terang tumbuh lebih pendek karena hormon auksin
ini akan terurai dan terhambat karena terkena cahaya dan rusak sehingga laju
pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Meskipun tanaman kacang hijau
ini tumbuh lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat,
subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta
memiliki cukup klorofil , yang menjadi perbedaan adalah bengkoknya tanaman yang
mengikuti arah datangnya cahaya matahari.
5.2 Saran
- Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan
kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi
lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil
percobaan itu baik dan valid.
- Agar pertumbuhan cepat , usahakan merendam biji kacang
hijau lebih lama
- Usahakan agar media yang dipakai untuk penanaman dalam
hal ini kapas selalu basah
- Memberi jarak pada saat biji kacang hijau diletakkan di
atas kapas agar tidak menghambat pertumbuhan tanaman
- Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.
DAFTAR PUSTAKA
http://kudunku.blogspot.co.id/2014/01/laporan-penelitian-pertumbuhan-dan.html